Warga di Tanjung Morawa Blokir Jalan Protokol, Tuntut Janji Pengaspalan

3
Warga di Tanjung Morawa Blokir Jalan Protokol, Tuntut Janji Pengaspalan
Warga blokir jalan dengan memasang tenda di tengah badan jalan protokol. (Foto: Ist)

Tanjungmorawa-Intainew | Warga dari empat desa di Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, melakukan aksi blokir jalan protokol, Kamis (31/7/2025) aksi tersebut sebagai bentuk protes keras atas belum terealisasinya janji pengaspalan jalan rusak oleh pemerintah.

Pemblokiran jalan yang dilakukan warga dari empat desa di Kecamatan Tanjung Morawa tersebut dilakukan di Simpang Desa Aek Pancur, hingga mengakibatkan akses menuju Desa Dagang Kerawan, Desa Aek Pancur, Desa Bangun Rejo, dan Desa Tanjung Morawa A lumpuh total.

Untuk aksi tersebut, warga bahkan membangun teratak permanen di tengah badan jalan sebagai bentuk perlawanan.

Pantauan di lapangan menggambarkan, kondisi jalan yang rusak parah telah berlangsung lama. Ini merupakan aksi ketiga yang digelar masyarakat, setelah dua aksi sebelumnya hanya dibalas janji tanpa realisasi.

“Kalau jalan tidak juga diaspal, tidak akan kami buka! Kami sudah muak dengan janji-janji palsu,” tegas Supriadi Malik alias Leo, koordinator aksi dalam sebuah penegasan kepada media.

Menurut Supriadi warga memiliki bukti janji lisan dan tertulis dari Sekretaris Dinas SDABMBK Kabupaten Deli Serdang yang menyatakan bahwa pengaspalan akan dilakukan selepas Idul Fitri. Namun hingga akhir Juli ini, belum ada tanda-tanda pengerjaan.

“Aksi pertama dijanjikan selesai Lebaran, aksi kedua bulan Juli. Hari ini 31 Juli, jangankan aspal, alat berat pun tidak ada. Ini bentuk kekecewaan kami,” ujarnya.

Aksi kali ini mendapat dukungan luas dari warga, termasuk kalangan ibu-ibu yang juga turun langsung ke lokasi. Salah satunya adalah Ibu Wagini, warga Desa Aek Pancur, yang menyatakan kekecewaannya terhadap pemerintah.

“Kami ini rakyat kecil. Janji sudah berkali-kali, tapi tidak ada bukti. Jalan rusak ini membuat kami susah ke ladang, ke pasar, bahkan ke sekolah,” keluhnya.

Hal senada disampaikan Ibu Yanti, yang menyesalkan penanganan jalan rusak yang hanya dilakukan dengan cara penimbunan menggunakan batu pecah.

“Penimbunan itu bukan solusi. Sudah ada warga yang jatuh karena terpeleset batu-batu tajam. Pemerintah jangan asal-asalan, ini nyawa taruhannya,” ujarnya geram.

Diketahui, beberapa hari sebelum aksi, pemerintah sempat menurunkan material sertu dan batu pecah untuk menambal jalan berlubang.

Namun, warga menilai tindakan tersebut hanyalah upaya untuk meredam aksi tanpa penyelesaian nyata.
Informasi yang diterima menyebutkan bahwa panjang jalan yang direncanakan akan diaspal mencapai 1,5 kilometer, namun hingga kini pengerjaan belum juga dimulai.

Warga menegaskan akan tetap memblokir akses jalan hingga proses pengaspalan dimulai secara konkret. Mereka meminta Bupati Deli Serdang turun langsung untuk menyelesaikan persoalan ini. Rel