Cek Kesehatan Gratis di Sejumlah Puskesmas Sepi Peminat

3
Cek Kesehatan Gratis di Sejumlah Puskesmas Sepi Peminat
foto ilustrasi | ist

Intainew.com | Sejumlah pakar kesehatan masyarakat menilai Cek Kesehatan Gratis (CKG) sebaiknya berkelanjutan alias tidak berhenti di lima tahun pemerintahan Prabowo Subianto. Sebab program pencegahan penyakit merupakan investasi jangka panjang yang bisa meringankan pembiayaan negara di masa mendatang.

Namun demikian, para pakar juga mengatakan tantangan terbesar untuk program ini adalah bagaimana mengubah pola pikir masyarakat yang selama bertahun-tahun, hanya akan datang ke fasilitas kesehatan (Faskes) ketika sudah jatuh sakit.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Aji Muhawarman mengakui, sosialisasi untuk CKG belum meluas, beberapa orang mengaku belum mengetahui adanya program ini, dan sebagian lainnya terkendala akses teknologi lantaran syaratnya harus mendaftar secara online di aplikasi SATU SEHAT.

Menurut Aji, bagi masyarakat yang kesulitan mengakses internet dan sejenisnya dapat langsung mendatangi Puskesmas dengan membawa KTP. Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) perdana dimulai Senin (10/2/2025) serentak di seluruh Puskesmas di Indonesia.

Aji Muhawarman mengatakan, program ini akan menargetkan 287 juta orang dengan total anggaran yang mencapai Rp4,7 triliun. Untuk memenuhi sasaran itu, Kemenkes mengklaim mengerahkan setidaknya 10.000 lebih Puskesmas dan 15.000 klinik swasta.

Cek kesehatan gratis ini diberikan ketika masyarakat berulang tahun. Bagi yang berulang tahun, cek kesehatan bisa dilakukan mulai dari tanggal ulang tahunnya hingga sebulan berikutnya.

Sementara itu khusus yang berulang tahun pada Januari, Februari, Maret, diperbolehkan melakukan CKG hingga April 2025, sebab program ini baru berjalan pada pertengahan Februari.

Cara Daftar Cek Kesehatan Gratis

Cara daftar cek Kesehatan gratis pertama melalui aplikasi SATU SEHAT, pengguna harus mendaftar dan mengisi profil lengkap terlebih dahulu.

Saat mendaftar warga diminta mengisi identitas lengkap, memilih tanggal pemeriksaan, memilih lokasi Puskesmas sesuai domisili, dan mendapatkan tiket cek kesehatan gratis.

Bagi anggota keluarga yang belum memiliki ponsel, termasuk usia anak maupun lansia, bisa ikut ditambahkan dalam SATU SEHAT keluarga yang bersangkutan.

“Kenapa kita mendorong lewat aplikasi SATU SEHAT, karena nanti bisa dilihat laporan kesehatannya, jadi dia tahu informasi dari hasil skrining atau identifikasi dini penyakit berdasarkan serangkaian tes dan pemeriksaan itu,” ujar Aji.

Cara daftar cek Kesehatan gratis kedua, bisa dengan WhatsApp Kemenkes ke nomor 0811 10500567. Warga akan diarahkan memilih menu cek kesehatan gratis, terus mengikuti petunjuk selanjutnya untuk pendaftaran sampai mendapatkan tiket cek kesehatan gratis.

Bagi masyarakat yang tidak punya ponsel atau akses internet, bisa datang langsung ke Puskesmas setempat dengan membawa identitas Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK).

Setelah skrining, ada dua hal Utama yang harus diperhatikan. Pertama jika hasilnya normal maka akan dianjurkan untuk tetap melakukan hidup bersih dan sehat, menjaga pola makanan, istirahat, dan lain sebagainya.

Kedua, kalau ada potensi penyakit atau pada saat itu diketahui mengidap suatu penyakit, maka akan ditangani langsung oleh petugas kesehatan di Puskesmas dan akan diberi obat.

Jika didiagnosis ternyata butuh perawatan lebih lanjut, maka akan dirujuk ke RSUD atau RSU terdekat yang memang bisa menangani hal tersebut.

Kalau situasinya demikian, Aji menyarankan setiap orang untuk sudah terdaftar dalam BPJS Kesehatan, sehingga memudahkan proses pengobatan.

“Kita sarankan kalau sudah pernah terdaftar, ya diaktifkan lagi. Kalau enggak ya pilihannya pakai asuransi swasta atau bayar secara mandiri.”

Aji Muhawarman menuturkan layanan CKG diberlakukan sebagai tindakan pencegahan agar tidak terjadi sakit. Meski diakuinya untuk mengajak orang-orang memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan tidaklah mudah.

Selama bertahun-tahun masyarakat terbiasa datang ke puskesmas, klinik, atau rumah sakit ketika sudah jatuh sakit.

“Paradigma ini yang agak susah dan ingin kami bangun. Jangan tunggu sakit, cek sekarang,” ucap Aji Muhawarman.

Catatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sebagian besar kasus kematian yang terjadi di Indonesia merupakan kasus yang dapat dicegah.

Pada kelompok usia bayi, penyebab kematian terbesar di antaranya gangguan neonatal berarti gangguan pada kondisi normal tubuh, organ, dan fungsi abnormal bayi baru lahir, cacat lahir, infeksi akibat transmisi penyakit seperti HIV, dan infeksi saluran pernapasan bawah.

Pada anak-anak adalah gangguan neonatal, cacat lahir, diare, infeksi saluran pernapasan bawah, dan demam berdarah.

Untuk remaja kasus penyebab kematian terbesar antara lain kanker, tuberkulosis, tifus, sirosis dan penyakit hati kronis lainnya, termasuk perilaku menyakiti diri sendiri.

Di kalangan usia produktif kasusnya adalah kanker, penyakit jantung, stroke, infeksi saluran pernapasan bawah, diabetes melitus, dan tuberkulosis.

Bagi lansia kasus terbesar antara lain penyakit jantung, kanker, diabetes melitus, penyakit paru obstruktif kronis, sirosis dan penyakit hati kronis lainnya, serta tuberkulosis.

Menurut Aji Muhawarman, warga yang jarang mengecek kesehatannya berasal dari kalangan menengah ke bawah. Padahal program CKG ini bakal memprioritaskan mereka, yang sedianya bisa menikmati layanan tersebut.

“Kayak tukang ojek, itu kan boro-boro tes darah, ukur tensi aja enggak pernah rasanya. Jadi harapannya memang yang belum pernah sama sekali,” jelas Aji.

Lebih dari itu, pemerintah berharap dengan adanya CKG maka bisa menurunkan tingkat kesakitan bahkan kematian akibat penyakit tidak menular. Meskipun ketika program ini digulirkan, Kemenkes belum memiliki besaran targetnya.

“Itu nanti akan kami kaji lagi, hitung lagi berapa sebenarnya dengan intervensi ini bisa mencapai target tersebut,” terang Aji.

Sejauh ini Kemenkes menyatakan program pemeriksaan kesehatan gratis untuk lima tahun saja atau selama periode pemerintahan Prabowo Subianto. Namun tidak menutup kemungkinan untuk jangka panjang.

Yang pasti, kata Aji, setiap tahun masyarakat bisa mengakses layanan ini di tiap hari ulang tahunnya. * Int-MY/r