Medan-Intainew | Pengurus Wilayah (PW) Ikatan Sarjana Nahdhatul Ulama (ISNU) Sumut gelar acara buka puasa bersama dirangkai tadarusan kebangsaan dan kebhinnekaan, di Hotel Madani Jalan SM Raja Medan, Jumat (5/4/2024).
Acara buka puasa bersama bermuansa akademik ini dihadiri oleh Pembina ISNU H. Ahmad Jabidi Ritonga, Ketua PC ISNU dari berbagai daerah, serta puluhan Tokoh Agama, Ormas Keagamaan, Ormas Kepemudaan, Praktisi dan Akademisi dari berbagai kampus.
Tadarusan kebangsaan dan kebhinnekaan kali ini mengambil topik 'Menjaga Persatuan Bangsa dengan Agama dan Kearifan Lokal' yang substansinya adalah ajakan memperkuat religiusitas dan merawat budaya sebagai modal penting dalam melestarikan persatuan dan kesatuan bangsa, terlebih usai Pemilu yang masih menyisakan berbagai kisah dan cerita.
Acara diawali dengan sambutan dari ketua terpilih PW ISNU Sumatera Utata Dr. Arifuddin Muda Harahap, M.Hum yang juga Ketua Prodi S3 Hukum Pascasarjana UIN Sumatera Utara.
Dalam sambutannya, Dr. Arifuddin bertekad menjadikan PW ISNU dapat tampil terdepan dalam memberikan pertimbangan akademik atau intelektual atas setiap persoalan yang dihadapi umat Islam Indonesia, dan secara khusus Sumatera Utara.
Untuk, itu tandas Arif, setiap acara yang diselenggarakan PW ISNU mesti bernuansa atau diberi ruang untuk kegiatan akademik, sehingga pikiran-pikiran dan ide-ide segar dan dinamis dapat tumbuh dan mewarnai alam pikir nusantara bahkan dunia.
Dr. Arif juga mengajak agar kepengurusan PW ISNU yang dipimpinnya memiliki concern yang lebih serius dan sistematis dalam pengembangan gagasan-gagasan aktual dan produktif, sebagai bagian dari upaya pencerdasan kehidupan bangsa Indonesia.
"Karena ISNU adalah rumah besar NU yang Sarjana, maka siapa pun orang NU yang sarjana mau S1, S2, S3, bahkan Profesor (Guru Besar) sekalipun, maka otomatis dia akan menjadi anggota ISNU, apa pun jabatannyam" kata ketua terpilih PW ISNU Sumut berkelakar.
"Siapa pun akademisi atau sarjana yang mau ber-NU ya silakan masuk ISNI," lanjut Dr Arif.
Hadir sebagai narasumber Drs. KH. Hatta Siregar, M.Si tokoh senior NU di Sumatera Uatara mantan Sekretaris PW NU dua periode, yang saat ini menjabat Ketua FKUB Sumatera Utara.
Dalam paparannya KH. Hatta mengharapkan PW ISNU secara konsisten mewadahi kegiatan-kegiatan akademik yang produktif, untuk menyahuti persoalan-persoalan umat dan kebangsaan.
Lebih jauh ISNU menurutnya harus mampu mewarisi tradisi intelektual para pendiri NU, yang sejak awal mewarnai bahwa memberi arah inteketual dan pemikiran nusantara bahkan dunia Islam.
Hadir juga Prof. Dr. Ansari Yamamah, MA Guru Besar UIN Sumatera Utara Founder Transitif Learning Society dan pencetus Islam Transitif yang juga merupakan Dewan Pakar PW ISNU Sumut.
Bagi Prof. Ansari, salah satu substansi dari kearifan lokal nusantara adalah rasa persaudaraan, atau dalam khazanah Islam disebut 'al-ukhhwah' dengan mengutip ayat Alquran 'Innama al-mu'minĂșna ikhwatun', dan inilah yang menurutnya menjadi ruh dari inti ajaran agama dan budaya dalam kaitannya dengan pemeliharaan persatuan.
Prof. Ansari juga menekankan, bahwa secepat apa pun dinamika yang terjadi, seterbuka apa pun kita atas budaya baru yang masuk ke Indonesia, namun yang perlu dipastikan bahwa rasa persatuan atau rasa ukhuwah kita tidak boleh terganggu apalagi terdegradasi.
Menjaga ukhuwah berarti menjaga persatuan dan kebersamaan, dan itu berarti telah menjaga agama dan kearifan budaya bangsa. Kira-kira inilah kesimpulan dari Tadarusan Kebangsaan dan Kebhinnekaan yang diselenggarakan PW ISNU Sumut dalam rangkaian buka puasa bersama. * Int-MY/r
Posting Komentar